Untuk mempercepat pengiriman dan menjaga kualitas, pengiriman hasil perikanan kini dapat dilakukan dengan menggunakan moda transportasi kereta api. Upaya ini berkat kerjasama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Logistik dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama (Dirut) PT KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP di Stasiun Kalimas Surabaya, Rabu (12/10). Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan kegiatan peluncuran logistik perikanan menggunakan moda kereta api untuk wilayah Jawa.
“Bahwa salah satu jenis transportasi pendukung distribusi adalah moda kereta api. Mengapa? karena PT KAI dapat dipercaya, tidak pernah telat. Selanjutnya saya mengajak para pelaku usaha di jasa logistik dapat bersinergi dalam mendukung logistik perikanan,” ujar Antam dalam sambutannya.
Dalam peluncuran logistik perikanan, sebanyak 40 TEUs atau sekitar 600 ton produk perikanan akan dikirim dari Stasiun Kalimas Surabaya menuju Stasiun Kampung Bandan di Jakarta. Kemudian produk akan didistribusikan ke gudang beku atau unit pengolahan ikan (UPI).
“Mudah-mudahan selanjutnya nanti kereta logistik berangkat dari sini, menuju Jakarta langsung Tanjung Priok kemudian naik lagi ke kapal (setelah diolah di UPI) untuk ekspor,” harap Antam.
Senada, Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini mengungkapkan pemilihan Stasiun Kalimas sebagai pilot project lantaran terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Tercatat, sebanyak 109,46 ribu ton komoditas perikanan yang berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak selama tahun 2021.
“Ini jumlah yang besar dan kerjasama dengan KAI Logistik ini kita mengedepankan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat lokasi dalam upaya pendistribusian ikan,” ujar Ishartini.
Tak hanya itu, Ishartini juga menyebut hasil perikanan termasuk sebagai komoditas yang mudah rusak. Karenanya, diperlukan penanganan yang tepat dan cepat guna meminimalisir risiko tersebut.
Sementara itu, Dirut PT KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah, mengapresiasi langkah kolaboratif tersebut. Sebagai bentuk komitmen, KAI Logistik telah menyiapkan kontainer berpendingin dengan kapasitas 20 feet dan 40 feet untuk pengangkutan hasil perikanan. Selain itu, fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan ketersediaan supply electricity plugging guna memastikan ketahanan suhu dan memastikan kualitas produk dalam kontainer berpendingin.
“Dengan hadirnya pilihan moda kereta api ini, kami berharap penggiat UMKM produk perikanan dan kelautan ataupun nelayan dapat mempertahankan mutu dan meningkatkan daya jual disamping mendorong ekonomi yang berkelanjutan yang berdampak pada sektor ekonomi dan sosial,” tutur Malik.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengembangkan 5 koridor sistem logistik ikan nasional (SLIN) sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan sumber daya ikan untuk kesejahteraan masyarakat. Kelima koridor logistik ikan nasional yang dikembangkan adalah koridor Kendari-Jawa, koridor Mimika-Jawa, koridor Ambon-Jawa, koridor Bitung-Jawa, dan koridor Makassar-Jawa.
Sumber: Siaran Pers KKP