Dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim global, Indonesia telah menuangkan komitmennya dalam NDC (Nationally Determined Contribution). Dalam dokumen tersebut, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca dari target semula sebesar 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat, dan dari target 41 persen menjadi 43,20 persen dengan bantuan internasional.
Untuk mendukung komitmen nasional tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah menyiapkan program ekonomi biru.
“Perubahan iklim saat ini mempengaruhi semua negara, mengganggu ekonomi nasional, merugikan rakyat, komunitas, dan diyakini akan semakin parah di masa depan. Di sektor kelautan, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mempersiapkan program ekonomi biru sebagai kontribusi terhadap NDC,” ujar Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono saat pembukaan Paviliun Indonesia pada Conference of the Parties ke-27 (COP27) di Kota Sharm el-Sheikh, Mesir (6/11)
Program ekonomi biru yang dimaksud antara lain perluasan kawasan konservasi laut sebagai ekosistem blue carbon, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya laut, pesisir, dan darat yang ramah lingkungan, serta penataan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk menghindari kerusakan akibat tingginya aktivitas ekonomi.
Trenggono optimis, implementasi program ekonomi biru melalui ekosistem kelautan dan perikanan yang sehat dan berkelanjutan, dapat menekan laju perubahan iklim.
“Perlindungan ekosistem blue carbon di kawasan konservasi tertutup, pembatasan armada perikanan, aktivitas budidaya rendah emisi, dan perlindungan terhadap laut, pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan kontribusi konkret dalam penurunan emisi gas rumah kaca,” bebernya.
Sementara itu, Paviliun Indonesia dalam COP27 mengangkat tema “Stronger Climate Actions Together”. Tema tersebut sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 13 dengan mandat untuk mengambil tindakan segera dalam memerangi perubahan iklim beserta dampak-dampaknya.
Dalam event tersebut, Paviliun Indonesia memfasilitasi para pihak yang mewakili negara maupun non-negara, untuk berbagi pengalaman, mendiskusikan isu dan praktik, serta memberikan inspirasi untuk aksi iklim.
Sumber: Siaran Pers KKP