Budidaya udang sistem Millenial Shrimp Farming (MSF) sempat dikampanyekan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai inovasi budidaya, yang mengaplikasikan berbagai teknologi terbaru. Mulai dari penggunaan autofeeder, nanobubble, penggunaan kolam bundar yang berkuran relatif kecil dari tambak udang pada umumnya, hingga penggunaan IoT (internet of things).
Sistem tersebut memungkinkan budidaya udang dapat dilakukan pada lahan yang terbatas dan dengan modal yang lebih kecil, sehingga bisa menjadi pilihan usaha masyarakat luas, khususnya kaum millenial. Dalam hasil riset terbarunya yang dimuat oleh Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine, Zulkisam Pramudia dkk. menuliskan bahwa kombinasi penerapan teknologi-teknologi terbaru dan modal yang lebih sedikit pada MSF, bisa menjadi daya tarik bagi para enterpreneur dari kalangan millenial.
Menurutnya, aplikasi berbagai teknologi baru tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas tambak. Sementara bentuk kolam yang bulat bertujuan untuk mengurangi titik mati pada kolam, yang dapat membuat perputaran arus dan pengumpulan sisa bahan organik menjadi lebih lancar. Lalu, bagaimana aspek bisnis dari budidaya udang sistem MSF ini?
Baca juga: Strategi hatchery hadapi tantangan penyakit udang
Analisa usaha budidaya udang MSF
Dalam jurnal tersebut, Zulikisam dkk. menganalisa aspek usaha budidaya udang sistem MSF yang dilakukan di CV. Nusantara Agro Mandiri (NAM) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Analisa tersebut dilakukan pada tiga kolam bundar berdiamter 10 m dan satu bak tandon, dengan siklus produksi selama 3-4 bulan (3 siklus/tahun). Jika dilihat pada analisa biaya produksinya, budidaya tersebut menerapkan kepadatan udang sekitar 500 ekor/m2.
Biaya investasi
Dengan kapasitas produksi seperti itu, berikut merupakan rincian biaya investasi budidaya udang MSF tersebut.
Biaya produksi
Pendapatan
Dari perhitungan hasil produksi itu, dapat dikatakan bahwa produkivitas udang MSF di lokasi tersebut dapat mencapai 10,1 kg/m2. Produktivitas yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tambak intensif pada umumnya yang berkisar 1,5 – 4 kg/m3 atau 15-40 ton/ha. Dengan harga jual Rp55,000/kg, peneliti menyimpulkan bahwa profit yang didapat per tahunnya dapat mencapai Rp77,8 juta. Profit tersebut yakni untuk lahan produktif sebesar 235 m2.
Analisa lebih lanjut mengenai budidaya sistem MSF tersebut dapat dilihat pada tautan berikut: Analisis Profitabilitas dan Tingkat Sensitivitas Usaha Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Menggunakan Sistem Millenial Shrimp Farming (MSF).
***
Foto: KKP