Puncak acara International Nusantara Blue Entrepreneurs Accelerator (IN-BLUE) 2025 resmi digelar di Podomoro University, Jakarta (6/11). Acara ini menampilkan pitch day yang mempertemukan startup maritim dan kelautan dengan investor nasional maupun global.
Dengan tema “Accelerating Blue Economy Startups, Investing in a Sustainable Ocean Future”, IN-BLUE 2025 dirancang untuk mempercepat lahirnya inovasi global dan regional di sektor maritim yang bisa diterapkan di Indonesia. Tujuannya: memperkuat ketahanan pangan, ketahanan energi, dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir serta pulau-pulau kecil.
Fokus IN-BLUE 2025 sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya pada Prioritas Nasional ke-2 tentang penguatan ekonomi. Inisiatif ini juga berkontribusi pada upaya aksi iklim dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
Program IN-BLUE digagas oleh Narwhale Ventures dan Indonesia Blue Economy Center (IBEC), dengan dukungan DPD RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Maritim Muda Nusantara, The Blue Economist International Association, Podomoro University, dan RUMAH Group.
Rangkaian kegiatan IN-BLUE 2025 dimulai dengan Workshop yang dilaksanakan pada 23 Juli hingga 20 Agustus 2025, kemudian dilanjutkan dengan sesi pendampingan mentor (mentorship) pada 4 November 2025 dan kunjungan industri ekonomi biru pada 5 November 2025. Seluruh kegiatan tersebut berpuncak pada Pitch Day sebagai ajang presentasi ide inovatif di hadapan para investor.
Melalui pendampingan, akses pendanaan, advokasi kebijakan, dan peluang kemitraan, IN-BLUE menjadi wadah bagi lahirnya ide serta teknologi baru yang berpotensi membentuk masa depan ekonomi biru di Asia Tenggara.
Kegiatan ini juga didukung oleh Maritimpreneur, Mirada Creation, BUMN Muda PELINDO, dan Green Democracy Institute. Selain itu, beberapa perusahaan turut berperan penting dalam penyelenggaraan, antara lain PELINDO, ASDP, BKI, Agrinas Jaladri, Perindo, dan PT Gabungan Era Mandiri, serta sponsor utama ANGO Ventures, perusahaan modal ventura yang berfokus pada bisnis berdampak sosial.
Sebanyak 28 startup dari Asia, Eropa, dan Skandinavia berpartisipasi, menampilkan inovasi di bidang:
- Transportasi maritim rendah karbon,
- Pelabuhan dan infrastruktur berkelanjutan,
- Data kelautan dan kecerdasan buatan,
- Energi terbarukan berbasis laut,
- Pangan biru (blue foods), serta
- Solusi pengolahan limbah plastik laut menjadi produk bernilai tambah.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti PELNI, ARPI, BRI Ventures, Mandiri Capital, Kejora Capital, AVPN Asia, Hong Kong Economics and Trade Office, UN Global Compact, PwC Indonesia, Samudera Indonesia, KADIN, serta kalangan akademisi dan investor dari dalam dan luar negeri.
“Kami melihat potensi besar dari startup yang berfokus pada sektor kelautan. Indonesia adalah episentrum ekonomi biru dunia, dan kami ingin menjembatani ide-ide inovatif ini agar berkembang di pasar global,” ujar Andreas Schulze, Founder & Managing Partner Narwhale Ventures.
Sementara itu, Kaisar Akhir, Direktur Indonesia Blue Economy Center (IBEC), menambahkan, “Melalui IN-BLUE, kami berupaya membangun ekosistem yang mempertemukan inovator dengan industri dan pembuat kebijakan di Indonesia agar ekonomi biru tumbuh berkelanjutan dan inklusif.”
Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin menilai, “Program IN-BLUE 2025 adalah ekosistem pembelajaran yang lengkap, menghubungkan dunia akademik, industri, investor, hingga pembuat kebijakan dalam satu platform konkret untuk mendukung ekonomi biru Indonesia dan global.”
Plt. Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian dan Pangan Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty turut menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Pemerintah terus mendorong inovasi yang mampu menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan. Melalui kolaborasi seperti IN-BLUE, kita memperkuat peran ekonomi biru sebagai motor pertumbuhan nasional yang inklusif dan berdaya saing.”
IN-BLUE 2025 menjadi momentum penting kolaborasi lintas sektor—menggabungkan akademisi, startup, investor, dan pemerintah—untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi biru di kawasan Asia-Pasifik.
***



