Lele mutiara merupakan salah satu strain unggul ikan lele yang dikembangkan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi. Namun dalam beberapa generasi perkembangannya, lele tersebut cenderung tidak lagi menunjukkan karakter superiornya dengan kualitas benih yang tidak konsisten. Penyebabnya antara lain sumber induk lele yang tidak pernah diganti sehingga kualitas genetiknya lambat laun menurun. 

Melihat permasalahan tersebut, guru besar Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Ibnu Dwi Buwono mengembangan ikan lele mutiara transgenik dengan menyisipkan gen hormon pertumbuhan ikan lele dumbo. Menurutnya, lele hasil transgenik tersebut memiliki tingkat pertumbuhan 100-200 persen lebih cepat. 

Selain itu, performa pertumbuhan tersebut juga diklaim lebih stabil dari generasi ke generasi karena sudah terintegrasi secara permanen ke dalam genomnya. 

“Jadi growth hormone dari ikan lele dumbo kemudian ditransfer ke ikan lele mutiara sehingga nanti ikan lele mutiaranya menjadi lele mutiara transgenik Gh,” kata Ibnu dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) yang digelar secara daring, Sabtu (22/10). 

Diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi)

Prof . Ibnu Dwi Buwono saat presentasi dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi). Foto: Unpad.ac.id

Menurutnya, lele merupakan komoditas penting karena cenderung mudah untuk dibudidayakan di berbagai lokasi dan skala, baik di pedesaan maupun perkotaan dengan skala kecil maupun industri. 

“Ini yang memotivasi saya untuk bagaimana menciptakan pertumbuhan super pada generasi ikan lele ini dengan pertumbuhan yang stabil,” ungkap Ibnu. 

Penelitian lele mutiara transgenik dilakukan Ibnu dalam beberapa tahapan dan dengan menggunakan metode elektroporasi. Yaitu mentransfer gen Gh dengan mediator sperma ikan lele. Induk lele hasil transfer gen tersebut telah ia dapatkan pada penelitiannya di tahun 2016. 

“Tahun 2016 ke depannya kita menggunakan induk ini sebagai nenek moyangnya  untuk meneruskan ke generasi-generasi berikutnya,” ujarnya.