Ekuador sedang mengalami krisis energi yang serius akibat musim kemarau panjang. Kekeringan ini merupakan yang terburuk dalam 61 tahun terakhir dan sangat memengaruhi jaringan listrik negara tersebut. Sekitar 72% pembangkit listrik di Ekuador bergantung pada tenaga air, menurut Kementerian Energi dan Pertambangan, seperti dilaporkan oleh S&P Global (8/10).

Sebagai dampaknya, badan listrik pemerintah, Cenace, meminta sektor industri untuk mengurangi konsumsi energi hingga 100% antara pukul 8 pagi hingga 6 sore setiap hari selama setidaknya 15 hari. Langkah ini bertujuan untuk menghemat energi, tetapi membawa dampak besar bagi industri.

Asosiasi Akuakultur Ekuador (CNA) memperingatkan pada 7 Oktober bahwa kebijakan pemadaman listrik ini dapat memukul keras industri udang, dari pabrik pakan hingga pengolahan, sehingga produksi udang menurun. Bahkan, CNA memperkirakan ekspor udang akan turun hingga USD 75 juta per bulan.

“Sudah terjadi kekurangan pakan yang memengaruhi produksi saat ini. Akibatnya, para produsen harus mengurangi kepadatan tebar, yang pada akhirnya akan menurunkan volume ekspor, terutama saat permintaan sedang tinggi,” ungkap presiden eksekutif CNA, José Antonio Camposano. Krisis ini semakin memperburuk kondisi industri udang Ekuador yang sudah mengalami tantangan sepanjang tahun 2024.

Baca juga: Sektor akuakultur Vietnam telan kerugian USD100 juta akibat Topan Yagi

Dikutip dari S&P Global, CNA mencatat bahwa Ekuador adalah eksportir udang terbesar di dunia dengan volume ekspor mencapai 1,2 juta ton tahun lalu. Dari Januari hingga Agustus 2024, Ekuador mengekspor 817.955 ton udang dengan total pendapatan USD 4 miliar, namun pendapatan ini turun 6,25% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.

Kamar Dagang Quito meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan ini dan mencari solusi lain agar dampak negatif pada produksi, lapangan pekerjaan, dan perekonomian bisa diminimalisir. Sebelumnya, pada bulan September, CNA sudah memperingatkan bahwa pemadaman listrik yang tidak terduga bisa menyebabkan kerugian hingga USD 5 juta per hari bagi ekspor udang.

Seiring dengan menurunnya ketersediaan udang, harga udang dari Ekuador terus meningkat. Menurut Platts Ecuador Shrimp Marker, harga udang di pasar mencapai USD 5.600/ton pada 7 Oktober, naik dari USD 5.000/ton pada 6 September.

***