Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Phung Duc Tien, menyoroti dampak badai yang besar terhadap sektor akuakultur dan peternakan -dua sektor dengan pertumbuhan tercepat di Vietnam. Dikutip dari Vietnamnet, laporan awal menunjukkan badai dan banjir telah mengakibatkan kematian lebih dari 22.800 hewan ternak (livestock) dan lebih dari 3 juta unggas di lima provinsi yang paling terdampak, yaitu Hai Phong, Quang Ninh, Yen Bai, Hanoi, dan Thai Nguyen.
Selain itu, pembudidaya di wilayah utara dari Quang Ninh hingga Nghe An juga melaporkan kerusakan lebih dari 23.500 hektar tambak dan 4.592 keramba jaring ikan, dengan total kerugian di sektor akuakultur mencapai lebih dari VND2.500 miliar (USD 100 juta atau IDR 1,5 triliun).
Untuk membantu pemulihan, para pemangku kepentingan di Departemen Peternakan dan Perikanan mengusulkan langkah-langkah seperti penundaan pembayaran utang dan dukungan untuk membangun kembali fasilitas produksi.
Baca juga: Rumput laut jadi andalan blue food
Salah satu rekomendasi utama datang dari Do Linh Phuong, CEO DBLP, yang menyarankan peralihan ke budidaya rumput laut. Menurut Phuong, banyak pembudidaya kehilangan hampir semua aset mereka dan tidak memiliki modal untuk memulai kembali usahanya.
Sementara itu, budidaya rumput laut hanya memerlukan biaya awal yang rendah dan tidak membutuhkan pakan, menjadikannya alternatif yang lebih praktis. Rumput laut dikenal sebagai “superfood” dan memiliki manfaat di berbagai industri seperti farmasi, kosmetik, hingga produksi bioplastic.
Perusahaan DBLP juga berjanji akan menyediakan 1 juta bibit rumput laut guna membantu para pembudidaya yang terdampak agar bisa berbudidaya kembali dengan cepat.
Menurut berita tersebut, ilmuwan telah membuktikan bahwa rumput laut mampu menyerap CO2 lima kali lebih banyak daripada hutan terestrial dengan luas area yang sama. Spesies tertentu, seperti kelp, bahkan dapat menyerap CO2 hingga 20 kali lebih cepat. Budidaya rumput laut pada satu kilometer persegi dapat menyerap hingga 1.500 ton CO2, menjadikannya solusi penting untuk penyerapan karbon dan mitigasi perubahan iklim.
Untuk membantu pemulihan sektor ini, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah mengalokasikan hampir VND 85 miliar untuk sektor perikanan, VND 79 miliar untuk peternakan, dan VND 2,4 miliar layanan kedokteran hewan, yang bersumber dari berbagai perusahaan dan organisasi.
Wakil Menteri Phung Duc Tien memastikan bahwa dana bantuan tersebut akan didistribusikan secara transparan dan efisien agar peternak dan pembudidaya yang membutuhkan dapat segera menerima bantuan. Ia menegaskan bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, peternak dan pembudidaya, akan segera pulih.
***
Foto-foto: ©VietNamnet