Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan membuka kembali secara bertahap impor seafood dari Jepang setelah kedua negara mencapai kesepakatan mengenai keamanan air yang dilepaskan dari pembangkit nuklir Fukushima. Pada hari Jumat (20/9), kedua negara mengumumkan bahwa mereka telah mencapai konsensus pada bulan Agustus mengenai pelepasan air limbah tersebut.

“Tiongkok akan mulai menyesuaikan langkah-langkah terkait berdasarkan bukti ilmiah dan secara bertahap melanjutkan impor produk perikanan Jepang yang memenuhi persyaratan dan standar regulasi,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan, sebagaimana diberitakan Aljazeera

Sekitar setahun yang lalu, Tiongkok menghentikan impor seafood dari Jepang karena khawatir akan kontaminasi radioaktif setelah operator Tokyo Electric Power Co (TEPCO) mulai membuang air yang telah diolah dari pabrik tersebut ke Samudra Pasifik pada Agustus 2023. Air tersebut telah digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir setelah bencana tsunami 2011.

Pada 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9 skala Richter yang terjadi di lepas pantai timur laut Jepang menyebabkan tsunami yang merusak sistem pendingin dan tenaga di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, yang mengakibatkan tiga dari enam reaktor meleleh.

Jepang menyatakan bahwa pelepasan air tersebut aman dan didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebuah badan pengawas nuklir dari PBB. Sebelumnya, Jepang mengkritik Tiongkok karena menyebarkan klaim yang dianggap tidak ilmiah, yang mengakibatkan kemarahan Tiongkok dan berujung pelarangan impor seafood dari Jepang. Rusia pun mengambil langkah serupa sebagai tindakan pencegahan.

Pengawasan ekstra

Pejabat dari kedua belah pihak baru-baru ini melakukan beberapa kali konsultasi mengenai pelepasan air dari Fukushima. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Jumat menyatakan bahwa Tokyo telah memberitahukan Beijing tentang kesiapannya untuk melakukan pemantauan tambahan terhadap air yang telah diolah dan memastikan bahwa produk perikanan Jepang yang diimpor memenuhi standar tertentu.

IAEA menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan berkoordinasi dengan Jepang dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk Tiongkok, untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan diterapkan dengan baik. Kesepakatan tersebut memastikan bahwa Jepang memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional dan melakukan evaluasi terus menerus terhadap dampak pada lingkungan laut dan ekosistem laut.

***

Foto: REUTERS/Willy Kurniawan