Pencarian solusi yang berkelanjutan dan hemat biaya dalam industri akuakultur telah membawa pada penggunaan bahan alternatif hadil samping pertanian, sebagai bahan baku alternatif untuk pakan.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Fishes meneliti efek penggunaan tepung biji mangga (Mangifera indica) pada ikan nila (Oreochromis niloticus), salah satu komoditas andalan air tawar di sektor akuakultur global. Dalam uji coba yang dilakukan selama delapan minggu, para peneliti mengevaluasi dampak tepung biji mangga terhadap pertumbuhan, respons kekebalan, morfologi usus, dan ekspresi gen ikan nila.
Performa pertumbuhan
Penambahan tepung biji mangga secara signifikan meningkatkan performa pertumbuhan ikan nila. Ikan yang diberi diet dengan suplemen ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam weight gain (WG), specific growth rate (SGR), dan tingkat kelangsungan hidup (SR) dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan tepung biji mangga.
Hasil optimal terlihat pada perlakuan dengan konsentrasi tepung biji mangga sekitar 36,43–45 g/kg. Pada kadar ini, ikan nila menunjukkan efisiensi konversi pakan yang lebih baik dan pertumbuhan keseluruhan yang optimal.
Menariknya, meskipun suplementasi dalam jumlah sedang meningkatkan pertumbuhan, dosis yang terlalu tinggi (80 g/kg) justru mengurangi performa. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh faktor anti-nutrisi seperti tanin dalam biji mangga, yang dapat menghambat penyerapan nutrisi dan pencernaan pada dosis yang lebih tinggi.
Baca juga: Peneliti ungkap cara tingkatkan asam amino maggot BSF
Peningkatan sistem kekebalan
Studi ini yang dipimpin oleh Camilla Maria Fontana, dari Chiang Mai University, juga mengungkap bahwa tepung biji mangga dapat memperkuat sistem kekebalan bawaan ikan nila. Aktivitas lisozim—enzim penting yang melindungi ikan dari patogen—meningkat signifikan, terutama pada tingkat suplementasi sedang (10–40 g/kg). Namun, suplementasi berlebihan justru menurunkan aktivitas lisozim, menegaskan pentingnya dosis yang optimal.
Selain itu, tepung biji mangga juga meningkatkan ekspresi gen terkait kekebalan, seperti IL-1 dan IL-8, serta gen antioksidan, termasuk GPX dan GST-α. Temuan ini menunjukkan bahwa tepung biji mangga tidak hanya memperkuat sistem kekebalan tetapi juga meningkatkan kemampuan ikan untuk melawan stres oksidatif.
Kesehatan dan Morfologi Usus
Studi ini menyoroti perbaikan signifikan pada kesehatan usus, yang merupakan faktor penting dalam penyerapan nutrisi dan kesejahteraan ikan secara keseluruhan. Ikan yang diberi diet dengan suplemen tepung biji mangga menunjukkan peningkatan tinggi vili usus dan rasio vili terhadap crypt. Perbaikan ini mencerminkan struktur usus yang lebih efisien, memungkinkan penyerapan dan pencernaan nutrisi yang lebih baik. Peningkatan ini berkorelasi langsung dengan performa pertumbuhan dan respons kekebalan yang diamati.
Implikasi keberlanjutan
Biji mangga, yang sering dianggap sebagai limbah pertanian, menawarkan peluang berharga untuk mempromosikan praktik akuakultur berkelanjutan sebagai suplemen. Dengan memanfaatkan limbah ini, pembudidaya dapat mengurangi biaya pakan sambil meningkatkan kesehatan dan produktivitas ikan.
Studi ini sejalan dengan upaya global untuk menciptakan solusi akuakultur yang ramah lingkungan dan ekonomis. Namun demikian, penentuan dosis yang optimal sangat penting, karena suplementasi berlebihan dapat mengurangi manfaatnya.
Para peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan tepung bijia mangga pakan, pembudidaya dapat mencapai hasil produksi yang lebih baik sekaligus berkontribusi pada ekonomi sirkular. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang suplementasi ini dan penerapannya pada spesies akuakultur lainnya.