Kabupaten Wonogiri memiliki angka konsumsi ikan (AKI) yang relatif masih rendah dibanding rata-rata AKI nasional. Pada 2021, AKI Wonogori tercatat hanya 25,74 kg/kapita/tahun. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata AKI nasional yang mencapai 55,37 kg/kapita/tahun.

Rendahnya AKI Wonogiri disayangkan karena di daerah tersebut memiliki Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang juga digunakan untuk aktivitas budidaya ikan. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Catur Wuryaningsih Margihastuti, waduk seluas 8,8 ribu hektar tersebut memiliki potensi produktivitas sebesar 8.000 ton/tahun. 

“Benar, angka konsumsi ikan di Wonogiri masih rendah kalau melihat target nasional,” kata Catur seperti diberitakan oleh Solopos.com, Minggu (8/1).

Salah satu alasan kenapa AKI Wonogiri rendah, meski menjadi salah satu sentra produksi ikan, tak lain karena hasil perikanan dari WGM banyak dijual ke luar daerah seperti ke Solo Raya, Banyumas, Banjarnegara, dan beberapa kota lain di Jawa Timur. 

Baca juga: Manfaat super mengonsumsi ikan

Namun demikian, Catur mengatakan bahwa pihaknya, dalam hal ini Pemkab Wonogiri, telah mendorong masyarakat untuk gemar mengonsumsi ikan melalui promosi dan kampanye langsung kepada masyarakat. Upaya tersebut mendorong peningkatan konsumsi ikan tersebut juga bekerja sama dengan tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK), mulai dari tingkat kecamatan hingga desa atau kelurahan di Wonogiri.

Sementara itu Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengakui pentingnya mengonsumsi ikan untuk kesehatan, khsusunya untuk menangani stunting pada anak. Oleh sebabnya, untuk meningkatkan pemenuhan sumber protein yang baik, termasuk dari ikan, pihaknya akan menganggarkan Rp7 miliar untuk program pemberian makanan tambahan (PMT).

Sumber foto: Solopos.com