Berkomitmen terhadap keberlangsungan ekosistem pesisir sebagai upaya penanggulangan perubahan iklim, PT Telkom Indonesia menginisiasi penanaman 10.000 bibit mangrove di Desa Mayangan, Subang, Jawa Barat. Berkolaborasi dengan West Java Conservation Trust Fund (WJCTF) dan PT Venambak Kail Dipantara, penanaman ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2024, serta melibatkan pemberian bantuan aerator kepada masyarakat petambak setempat.

Direktur Utama West Java Conservation Trust Fund (WJCTF), Irawan Marhadi, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian Program Pengembangan Pesisir Terpadu atau Integrated Coastal Development Program. Menurutnya, Indonesia seharusnya dapat mengembangkan dan memperkuat kawasan bahari untuk keberlanjutan di masa mendatang, karena memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.

Selain penanaman mangrove, Telkom juga memberikan perhatian kepada masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petambak. Berkolaborasi dengan PT. Venambak, sebuah perusahaan teknologi di bidang akuakultur, Telkom mengembangkan solusi untuk membantu petambak beradaptasi terhadap perubahan iklim serta menetralkan emisi karbon melalui sistem budidaya silvofishery. 

Pemberian bantuan aerator untuk para petambak

Pemberian bantuan aerator untuk para petambak

Budidaya silvofishery merupakan penggabungan aktivitas akuakultur dan tanaman mangrove, yang dapat membantu mengurangi emisi karbon. Ke depannya, upaya mitigasi perubahan iklim bisa lebih masif dengan partisipasi aktif para petambak udang tradisional dengan memperbanyak mangrove sebagai biofiltrasi air menuju kolam mereka.

”Telkom Indonesia selalu berkomitmen terhadap program lingkungan, termasuk konservasi hutan, mangrove, dan terumbu karang setiap tahunnya. Tahun ini, kami menanam 10.000 mangrove di Mayangan Subang bersama tim dari WJCTF dan Venambak. Sebagai perusahaan BUMN, kami ingin turut andil dalam konservasi lingkungan di Indonesia, terutama untuk mendukung program SDGs, khususnya terkait perubahan iklim dan pengurangan karbon.” Tutur Dian Lestari, Perwakilan Environment Development dari PT Telkom Indonesia. 

Selain itu, PT Telkom juga memiliki berbagai program lainnya seperti pengolahan sampah, sekolah konservasi, dan pengolahan sampah elektronik terutama B3. PT Telkom berharap bahwa program ini dapat terus berlanjut karena konservasi untuk bumi adalah seperti lari maraton dan estafet yang memerlukan kerjasama berbagai pihak.

Program konservasi yang dibarengi dengan pemanfaatan teknologi untuk memaksimalkan sumber daya lokal, harapannya dapat melipatgandakan dampak yang ditimbulkan. Kelestarian lingkungan, khususnya penanggulangan perubahan iklim, serta terbentuknya masyarakat digital yang berdaya saing dapat membentuk ekosistem berkelanjutan. Program ini merupakan langkah konkret Telkom Indonesia dalam mendukung kelestarian lingkungan dan peningkatan perekonomian lokal di Indonesia.