Setelah selama ini menjadikan China sebagai tujuan utama ekspor, perusahaan perikanan terintegrasi, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), kini tengah mencoba mencari pasar baru untuk produk-produk hasil perikanannya.
Direktur utama ASHA, William Sutioso, menyebutkan bahwa China menjadi pasar utama mereka karena tingkat konsumsi seafoodnya paling tinggi.
“Namun saat pandemi kemarin permintaan mereka lumayan menurun. Makanya kita mau lakukan penjajakan pada negara lain,” kata William seperti diberitakan Kontan.co.id (24/11).
Bersamaan dengan pencarian pasar baru tersebut, ASHA juga tengah menjalankan project mini plan dalam rangka mendorong nelayan meningkatkan hasil tangkapannya, melalui bantuan pembiayaan, kapal, dan alat tangkap.
Menurut berita tersebut, proyek ini akan dimulai setidaknya di tiga titik di pulau Sumatera dan bekerja sama dengan Bank BPRS untuk pembiayaannya. “Budgeting kita anggarkan itu sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar per titik, kita targetkan tiga titik dulu, untuk nelayan-nelayannya kita berikan 600 juta per nelayannya, mereka bisa cicil hingga 5 tahun,” kata William.
Baca juga: Kona Bay Indonesia resmikan pusat multiplikasi induk vaname di Bali
Sementara untuk bantuan kapal, ASHA akan mengaktifkan kembali 160 kapal non-aktifnya untuk dimanfaatkan oleh para nelayan agar tangkapannya meningkat. Dengan begitu, ASHA akan menampung ikan yang dihasilkan nelayan-nelayan tersebut.
Tidak hanya di Sumatera, William juga menargetkan pengembangan usahanya di wilayah Papua. “Ke depannya kita akan targetkan wilayah Papua, karena kita lihat hasil perikanannya melimpah yaa. Kita akan ikut Jalankan project kita untuk bantu kepada nelayan di sana ,” kata William.
Bangun startup perikanan
Sementara itu, IDXChannel.com memberitakan bahwa ASHA juga tengah dalam upaya membangun startup perikanan, bekerja sama dengan PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH). Kedua perusahaan tersebut sepakat membuat perusahaan joint venture sebagai pengelolanya, dengan pendanaan awal sebesar Rp 10 miliar.
Direktur ASHA, Henry Sutioso, mengatakan bahwa startup tersebut sebagai upaya digitalisasi perusahaan guna meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Melalui startup tersebut, Henry juga berharap aktivitas usaha nelayan menjadi lebih terdata dan bankable.
Sumber foto: PT. CSFI Tbk