Sektor perudangan global kini memiliki panduan baru untuk menekan emisi karbon. Laporan berjudul Carbon Footprint of Farmed Shrimp: An Industry Guide akan diluncurkan pada Global Shrimp Forum (GSF) ke-4 yang digelar di Utrecht, Belanda, pada 2–4 September 2025.
“Panduan ini dibuat agar industri udang punya bekal informasi dan kepercayaan diri untuk mengambil langkah nyata dalam mengurangi emisi karbon,” ujar Roxanne Nanninga, salah satu penulis laporan. “Waktu kita terbatas. Harapannya, panduan ini bisa mendorong perusahaan untuk berani bergerak menjadikan udang sebagai sumber protein rendah karbon di masa depan.”
Laporan tersebut membahas konsep dasar pengukuran dan pengurangan emisi gas rumah kaca dalam budidaya udang. Dijelaskan juga temuan ilmiah terbaru mengenai bagaimana dan di bagian mana produksi udang menghasilkan emisi, sekaligus menawarkan langkah praktis untuk memangkasnya di seluruh rantai pasok. Upaya ini tak hanya akan berdampak pada lingkungan, tetapi juga bisa memberi keuntungan bisnis, mulai dari efisiensi biaya hingga memperkuat ketahanan rantai pasok.
Baca juga:
1. Jejak karbon akuakultur: Sumber-sumber penghasil emisi dalam budidaya
2. Global Shrimp Forum 2025: Pendaftaran telah dibuka
3. Masihkah udang Indonesia kompetitif di tengah banyak ketidakpastian?
Laporan ini juga turut meluruskan sejumlah anggapan keliru, seperti besarnya emisi karbon akibat pembukaan lahan mangrove, serta menyoroti area riset yang masih berkembang, seperti potensi emisi metana dari tambak udang.
Penulis lainnya, Anton Immink, menambahkan, “Selain memperjelas dari mana emisi berasal, kami juga menunjukkan keuntungan bisnis dari investasi di pengurangan karbon, sekaligus memberi rujukan sumber pendanaan aksi iklim. Pesannya sederhana: tanggung jawab iklim bisa berjalan seiring dengan peluang usaha.”
Untuk mencapai dampak nyata, laporan ini menekankan perlunya kerja sama lintas sektor. Perusahaan didorong untuk menjalin kemitraan inovatif dengan pemerintah, penyedia energi, hingga sektor lain. Esther Luiten, anggota dewan Global Shrimp Forum, menegaskan: “Laporan ini sejalan dengan misi Global Shrimp Forum Foundation untuk mendorong riset yang mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan. Dengan mendanai dan menyebarkan studi seperti ini, kami ingin menyediakan bukti nyata yang dibutuhkan industri untuk menghadapi tantangan besar, termasuk perubahan iklim.”
Panduan ini diterbitkan berkat dukungan Global Shrimp Forum Foundation, organisasi nirlaba yang menginvestasikan kembali surplus dana forum tahunan GSF untuk riset di tiga bidang utama: (1) konservasi mangrove, (2) riset pra-kompetitif, dan (3) peningkatan praktik akuakultur.
Dengan menyajikan data yang jelas, membongkar mitos, dan menyoroti peluang, laporan ini diharapkan bisa membantu pelaku industri udang mengubah ambisi iklim menjadi aksi nyata.
Laporan lengkap dapat diakses di sini: Carbon Footprint of Farmed Shrimp: An Industry Guide




