Ekspor produk perikanan Vietnam tahun 2022 catatkan rekor tertinggi selama 20 tahun terakhir. Pada 2022, nilai ekspor seafood Vietnam mencapai USD11 miliar atau 22 persen lebih tinggi dari yang ditargetkan sebesar USD9 miliar. Menurut direktur komunikasi Vietnam Association of Seafood Exporters and Producers (VASEP), Le Hang, nilai ekspor pada tahun 2022 alami kenaikan sebesar 24 persen year-on-year.
Seperti diberitakan Vietnam+, Le Hang menyebut bahwa nilai ekspor tersebut paling tinggi berasal dari komoditas udang yang mencapai USD4,3 miliar. Kemudian disusul oleh ikan pangasius (patin) dan tuna masing-masing sebesar USD2,4 dan USD1 miliar.
Tujuan ekspor hasil produk perikanan Vietnam antara lain AS, Tiongkok, Korea, Uni Eropa, dan ASEAN. Nilai ekspor ke AS dan Tiongkok masing-masing sebesar USD2,1 dan USD1,8 miliar. Sedangkan nilai ekspor ke Korea, Eropa, dan ASEAN masing-masing sebesar USD1,3 miliar, USD950 juta, dan USD767 juta.
Tantangan 2023
Meski mencatatkan tren ekspor yang positif di 2022, namun pada tahun 2023 nampaknya akan lebih berat. Hang memproyeksikan ekspor seafood Vietnam pada kuartal pertama 2023 akan cenderung menurun karena dampak inflasi yang menurunkan daya beli konsumen global.
Baca juga: Produk-produk rumput laut Indonesia dipamerkan di Eropa
Selain itu, tantangan lain yang mungkin terjadi adalah adanya perang harga dengan kompetitor. Seperti Ekuador dan India yang menawarkan produk perikanan dengan harga yang lebih rendah.
Dalam berita Vietnam+ tersebut disebutkan juga bahwa “Permintaan ekspor menurun tajam, dan banyak perusahaan pengolahan seafood belum menerima kontrak untuk kuartal pertama 2023. Permintaan pasar juga tidak akan pulih paling tidak sampai kuartal kedua atau sampai akhir semester pertama 2023.”
Tantangan lain datang juga dari sisi finansial. Menurut Hang, banyak perusahaan besar kesulitan mengakses pinjaman. Sebanyak 279 anggota asosiasi yang berkontribusi sebesar 80 persen total ekspor seafood mengalaminya. Karenanya mereka kesulitan untuk membeli bahan baku dan mengembangkan fasilitas pengolahan.
Dengan beragam tantangan itu, Hang merekomendasikan kepada para eksportir untuk mencari peluang pasar baru yang tidak begitu terdampak inflasi seperti negara-negara ASEAN, timur tengah, maupun negara-negara yang tergabung dalam CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership).
Selain itu, tentu saja Hang juga menyarankan untuk tetap memperbesar peluang di pasar Tiongkok yang belakangan ini sudah melonggarkan persyaratan impor produk seafoodnya, yang sebelumnya harus “zero COVID”.
Sumber foto: VASEP