Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan KMIP UGM, menyelenggarakan kegiatan peresmian kolam RAS (Recirculating Aquaculture System) sebagai salah satu program kerja AquaPower, di  Desa Sumberharjo, Sleman-Yogyakarta (11/8). Peresmian tersebut bertempat di kediaman rumah Radik Widyastomo Setyo Adi, selaku Dukuh Jurugan, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat seperti Lurah Sumberharjo, Sekretaris Desa, Kamituwa, Dukuh Klero, serta masyarakat sekitar sebagai perwakilan unsur desa. 

Kolam RAS merupakan salah satu sistem budidaya yang menggunakan teknologi canggih untuk mengelola air kolam secara efisien, sehingga dapat mengatasi keterbatasan air. Secara sederhana, kolam dengan sistem RAS menggunakan prinsip penyaringan (filter) sehingga air dapat terus digunakan secara berulang dengan kualitas prima dari penyaringan tersebut. Sistem RAS ini menjadi solusi bagi pembudidaya ikan di Desa Sumberharjo yang mengalami kendala keterbatasan air. 

Perismian RAS KMIP UGM

Pemotongan Pita sebagai Simbolis Peresmian Kolam RAS AquaPower. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan

Melalui implementasi teknologi ini, para pembudidaya ikan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya air yang terbatas, sekaligus meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha budidaya mereka. Selain itu, sistem RAS juga memungkinkan pengendalian yang lebih baik terhadap parameter kualitas air, suhu, dan faktor lingkungan lainnya. Hal tersebut lah yang melatarbelakangi gagasan pembentukan kolam RAS di Desa Sumberharjo oleh Tim AquaPower. 

Pada kegiatan peresmian kolam RAS tersebut, Kurniawan Widiyanto, Lurah Sumberharjo, melakukan pemotongan pita sebagai simbol peresmian kolam RAS yang telah selesai dibangun dan siap digunakan. Selain itu, dua mahasiswa anggota Tim AquaPower, Samuel Kristo dan Nurul Habibah, juga turut memberikan penjelasan secara lebih lanjut terkait budidaya ikan menggunakan kolam RAS, yang telah dibangun, kepada masyarakat yang hadir pada acara tersebut. 

Anggota tim AquaPower, Nurul Habibah, saat sesi tanya jawab. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

Anggota tim AquaPower, Nurul Habibah, saat sesi tanya jawab. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

“Kolam RAS yang kami resmikan hari ini berjumlah tiga kolam, yang mana masing-masing kolam diisi oleh 50 ekor ikan dan menggunakan empat jenis filter yang ditempatkan pada drum jerrycan 120 liter. Filter yang kami gunakan adalah zeolit, jaring nelayan, karang jahe dan biobol.” ujar Nurul Habibah selaku anggota Tim AquaPower (11/08). 

Dalam sambutannya, Kurniawan Widiyanto, menyatakan keinginannya agar program AquaPower kelak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam jangka panjang. Lebih lanjut, ia juga menyatakan kesiapan dan kesanggupan Kelurahan Sumberharjo untuk bekerjasama dengan tim AquaPower guna mendukung keberlangsungan, operasional, dan keberlanjutan program. 

Kurniawan Widiyanto saat memberikan sambutan pada acara peresmian. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

Kurniawan Widiyanto saat memberikan sambutan pada acara peresmian. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

“Dengan adanya program pembangunan kolam RAS yang dilakukan oleh Mas dan Mbak [mahasiswa] dari UGM ini, kami harap dapat membantu masyarakat Desa Sumberharjo, terutama dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat desa. Kami sebagai pihak desa juga bersedia untuk membantu program ini, apabila dibutuhkan.” ujar Kurniawan.

Baca juga: Tepung maggot untuk pakan: Potensial namun penuh tantangan

Memanfaatkan pakan berbahan baku maggot

Adanya peresmian kolam RAS ini menandakan dimulainya program AquaPower di Desa Sumberharjo. Selanjutnya, Tim AquaPower juga akan mengimplementasikan penggunaan pakan pelet alternatif berbahan baku maggot untuk mendukung operasional budidaya ikan di Desa Sumberharjo. 

Penggunaan pakan berbasis maggot didasari oleh rendahnya tingkat pengolahan limbah organik rumah tangga serta tingginya harga pakan komersial yang beredar di pasaran. Masyarakat desa umumnya hanya membakar atau menumpuk limbah organik rumah tangga tanpa memanfaatkannya kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Alasan-alasan tersebut yang mendasari Tim PPK Ormawa KMIP UGM menginisiasi program AquaPower untuk memanfaatkan limbah organik rumah tangga, sebagai media tumbuh maggot, yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku alternatif pengganti pakan pabrik. 

Pembuatan pakan dari maggot akan memberikan solusi permasalahan terhadap mahalnya harga pakan lomersil, karena harganya lebih terjangkau. Selain itu, maggot juga mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai substitusi pakan komersil. Namun sebelum digunakan, pakan pelet dari tepung maggot perlu diuji kandungan atau kadar komponen esensialnya melalui uji proksimat.

Uji proksimat merupakan suatu metode kimia yang penting untuk menganalisis kandungan nutrisi dari suatu bahan baku pakan. Uji proksimat memiliki peran sangat penting dalam analisis kualitas pakan karena berguna untuk mengevaluasi kandungan gizi dari suatu pakan. Hasil uji proksimat tersebut, membantu untuk merumuskan formula yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang akan dipelihara sehingga dapat menjamin adanya pertumbuhan, kesehatan, dan feed conversion ratio (FCR) yang optimal. 

Samuel Kristo saat menjelaskan prinsip kerja kolam RAS kepada masyarakat. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

Samuel Kristo saat menjelaskan prinsip kerja kolam RAS kepada masyarakat. ©Media dan Informasi Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan.

 “Pembuatan pakan dengan tepung maggot diharapkan dapat menjadi substitusi dari pakan komersial, sehingga dapat menurunkan biaya produksi budidaya ikan. Nantinya pemberian ini akan dilakukan dengan perbandingan 50:50. Di mana pada pagi hari dapat dilakukan pemberian pakan substitusi tepung maggot serta pada malam hari dengan pakan komersial begitupun sebaliknya. Adanya substitusi pakan komersial dengan pakan berbasis tepung maggot, dilatarbelakangi oleh kandungan protein maggot yang tinggi namun dengan harga yang lebih terjangkau” ujar Samuel Kristo, selaku Project Manager Tim AquaPower. 

Tim AquaPower berharap, maggot yang diolah menjadi pakan ikan berkualitas ini dapat menciptakan siklus ekonomi sirkular yang menguntungkan masyarakat serta mendukung pembangunan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Melalui pendekatan ini, Desa Sumberharjo tidak hanya berpotensi mengurangi permasalahan sampah organik saja, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang pengolahan sampah maupun produksi pakan, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas sektor perikanan budidaya, serta dapat mengurangi ketergantungan pembudidaya pada ikan komersial yang mahal.
***

Penulis:
Abraham Renjaro Tarigan, Mahardika Bella Pertiwi, M. Riski Ramadhana*
*
Tim PPK Ormawa KMIP UGM